Seberat apapun kondisi ekonomi kita, seminim apapun penghasilan kita, entah harian, pekanan, atau penghasilan bulanan, jangan pernah hilangkan pos infaq darinya. Mengapa demikian?
Boleh jadi, keistiqamahan kita dalam bersedekah (walau hanya sedikit) menjadi wasilah senantiasa tercukupinya semua kebutuhan, terpeliharanya kesehatan, terjaganya diri dari aneka musibah dan keburukan. Bahkan, Allah Ta’ala berkenan menggolongkan kita sebagai orang ihsan.
لِلْمُتَّقِينَ – الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ
“… orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit” … (QS Ali ‘Imrân, 3:133-4)
Terkait ayat ini, seorang ulama mengatakan bahwa berinfaq ketika lapang adalah adil, sebab demikianlah yang wajib dilakukan. Adapun tetap berinfaq walau tengah dilanda kesulitan adalah ihsan, sebab dia memberikan lebih dari apa yang diwajibkan.
Dan, adalah satu keniscayaan kalau sedekah menghadirkan satu kepastian. Apakah itu? Sedekah tidak akan mengurangi harta! Sedekah justru akan menambah harta.
“Mâ naqashat shadaqatu min mâl. Sedekah tidaklah mengurangi harta,” demikian jaminan dari Rasulullah ﷺ.
Apa maknanya? Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam An-Nawawi menjelaskan dua hal. Pertama, harta yang disedekahkan akan diberkahi dan dihilangkan keburukan yang ada di dalamnya. Pada saat bersamaan, kekurangan dari harta tersebut akan ditutup dengan keberkahannya.
Kedua, walau secara fisik harta tersebut berkurang, akan tetapi kekurangan tadi akan ditutup dengan pahala di sisi Allah Ta’ala dan akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat banyak.
Semoga informasi ini bermanfaat ya
Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran?
HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144
Informasi Program Kunjungi Situs Resmi Kami :
www.dompetamal.com
www.blog.dompetamal.com no
www.news.dompetamal.com
www.tasdiqulquran.or.id