Sejarah Zakat Profesi

Zakat profesi adalah masalah baru, tidak pernah ada dalam sepanjang sejarah Islam sejak masa Rasulullah SAW hingga tahun 60-an akhir pada abad ke-20 yang lalu, ketika mulai muncul gagasan zakat profesi ini. Penggagas zakat profesi adalah Syeikh Yusuf Qaradhawi dalam kitabnya Fiqh Az Zakah, yang cetakan pertamanya terbit tahun 1969. Namun nampaknya Yusuf Qaradhawi dalam hal ini mendapat pengaruh dari dua ulama lainnya, yaitu Syeikh Abdul Wahhab Khallaf dan Syeikh Abu Zahrah.

Kajian dan praktik zakat profesi mulai marak di Indonesia kira-kira sejak tahun 90-an akhir dan awal tahun 2000-an. Khususnya setelah kitab Yusuf Qaradhawi tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Didin Hafidhuddin dengan judul Fikih Zakat yang terbit tahun 1999.

Sejak saat itu zakat profesi mulai banyak diterapkan oleh lembaga pengelola zakat di Indonesia, baik BAZ (badan amil zakat) milik pemerintah, baik BASDA atau BASNAZ, maupun LAZ (lembaga amil zakat) milik swasta, seperti PKPU, Dompet Dhuafa, dan sebagainya.

Berita sebelumyaPengertian Zakat Profesi
Berita berikutnyaHukum Zakat Profesi
DAPA
DAPA Sahabat Anda dalam Berbagi

Selamat datang, di website kami. Silahkan Tinggalkan Pesan...

Advertismentspot_img
Advertismentspot_img
Advertismentspot_img
Advertismentspot_img

Blog Terbaru

Belajar Rendah Hati kepada Para Nabi

Ada berjuta kisah di muka bumi ini. Namun, tiada yang paling baik, paling bermakna, lagi paling menggugah jiwa dan menajamkan akal selain kisah-kisah yang...

Tetap Sedekah Walau Sedang Susah, Mengapa ?

Seberat apapun kondisi ekonomi kita, seminim apapun penghasilan kita, entah harian, pekanan, atau penghasilan bulanan, jangan pernah hilangkan pos infaq darinya. Mengapa demikian? Boleh jadi,...

Satu Shalawat Tiga Keutamaan

Shalawat adalah tanda cinta seorang Mukmin kepada Rasulullah ﷺ. Siapa mengucapkannya dengan tulus, sekali saja, Allah Ta'ala akan berikan kepadanya tiga keutamaan. Apakah itu?...

SUDAHKAH ANDA SEDEKAH HARI INI?

"Sedekah rahasia (tersembunyi) itu memadamkan amarah Ilahi"
(HR Thabrani dan Ibnu Asakir)
Nanti Saja
close-link
%d blogger menyukai ini: