Ada satu ibadah yang akan menjauhkan pelakunya dari neraka sejauh tujuh puluh musim. Ibadah ini pun termasuk yang terpanjang durasinya, yaitu dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari.
Selama waktu itu, setiap desah nafas dicatat sebagai ibadah, doa-doa diijabah, dosa-dosa digugurkan, pahala dilipatgandakan, tubuh pun dibersihkan. Apakah ibadah yang dimaksud?
Dialah berpuasa di jalan Allah, entah yang wajib, semisal shaum Ramadhan, atau yang sunnah, semisal shaum Senin Kamis dan lainnya.
Inilah di antara ibadah yang sangat dicintai Allah, sehingga tiada yang tahu balasannya selain Dia. “Puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka. Dan puasa itu untuk-Ku, Akulah yang akan membalasnya,” demikian Rabb kita berfirman (HR Ahmad).
Adakah keutamaan lain dari berpuasa di jalan Allah? Ada banyak! Berikut kami nukilkan sejumlah pendapat.
Puasa termasuk ibadah yang akan memberi syafaat bagi pelakunya pada hari Kiamat. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
“Puasa dan Al-Quran keduanya akan memberikan syafaatnya kepada seorang hamba pada hari Kiamat. Puasa berkata:
‘Wahai Rabbku, aku telah mencegahnya dari makanan, minum dan syahwat pada siang hari, maka berilah kewenangan kepadaku untuk memberikan syafaat kepadanya’.
Al-Quran pun berkata, ‘Wahai Rabbku, Aku telah menahannya dari tidur pada malam hari, maka berilah kewenangan kepadaku untuk memberikan syafaat kepadanya’.
Maka puasa dan Al-Quran itu diberi izin untuk memberi syafaat kepada hamba tersebut.” (HR Ahmad, No. 6626)
Puasa termasuk salah satu wujud rasa syukur seorang hamba kepada Rabbnya. Dengan berpuasa, seseorang mensyukuri nikmat iman, nikmat sehat, nikmat kesempatan, nikmat ilmu, dan beragam nikmat lainnya.
Maka, Al-Habib Umar bin Hafidz mengatakan bahwa, “Puasa adalah salah satu pintu syukur, sehingga orang yang berpuasa sejatinya dia juga bersyukur kepada Allah karena dia mengetahui kadar Zat Pemberi nikmat جل جلاله.”
Melaparkan diri di jalan Allah adalah sebuah jalan untuk mendapatkan beragam karunia dan kebaikan yang telah Allah persiapkan. Siapa melakukannya dia akan mendapatkan keridhaan dan limpahan pahala dari-Nya.
Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali menuliskan, “Orang yang berpuasa berada dalam ibadah malam dan siangnya. Doanya dikabulkan pada saat sedang puasa dan ketika berbuka. Maka, ketika siangnya dia termasuk orang yang sabar dengan puasanya. Adapun pada malam harinya, dia bersyukur dengan makannya.” (Lathaif Al-Ma’arif, 294)
(04)
Maka, merugilah orang yang telah diberi kesehatan, kesempatan, kelapangan, dan tidak ada uzur, akan tetapi dia terlalai dari ibadah yang mulia ini. Bagaimana tidak merugi, dia telah menyia-nyiakan salah satu fasilitas mewah yang telah Allah siapkan, yaitu shaum.
Terkait hal ini, Fudhail bin ‘Iyadh berkata, “Apabila engkau tidak mampu untuk menunaikan qiyamul lail (shalat malam) dan shiyam (berpuasa) pada siang hari, maka ketahuilah bahwa engkau telah dihalangi oleh dosa-dosa yang membelenggumu.” (Siyar A’lam An-Nubala’, 8/435)
Semoga informasi ini bermanfaat ya
Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran?
HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144
Informasi Program Kunjungi Situs Resmi Kami :
www.dompetamal.com
www.blog.dompetamal.com
www.news.dompetamal.com
www.tasdiqulquran.or.id