Sedekah! Apa yang tersirat di benak kala kata ini mampir ke telinga? Sebagian orang akan langsung mencitrakannya dengan uang atau harta yang diberikan kepada orang yang membutuhkan, semisal fakir miskin.
Apakah seperti itu? Sesungguhnya, sedekah tidak harus dengan harta. Aneka kebaikan yang kita lakukan, baik kepada diri sendiri maupun orang lain, hakikatnya adalah sedekah.
Simaklah apa yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ. Dari Abu Hurairah ra. bahwa beliau ﷺ bersabda:
“Setiap persendian dari tubuh manusia itu ada sedekahnya pada setiap hari di mana matahari terbit padanya. Berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah; membantu orang untuk menaiki kendaraan atau mengangkat barangnya adalah sedekah.
Ucapan yang baik adalah sedekah; setiap langkah yang engkau ayunkan menuju tempat shalat adalah sedekah; dan menghilangkan gangguan dari jalan pun adalah sedekah.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menggambarkan betapa banyaknya peluang sedekah yang bisa kita ambil. Hal remeh temeh menurut kita, semisal memberikan senyum tulus atau memasang wajah ceria dan ramah, adalah sebentuk sedekah yang tinggi nilainya di hadapan Allah.
Maka, sangat ingin bersedekah, jangan tunggu sampai punya uang! Jangan tunggu kaya untuk bisa jadi ahli sedekah. Di sini, saat ini, dengan apa yang kita punya, dengan apa yang kita bisa, kita bisa menjadi ahli sedekah dengan terus menebar kebaikan bagi sesama dengan apa yang kita bisa.
Tidak punya uang, bersedekahlah dengan tenaga, dengan ilmu, atau kalau tidak punya apa-apa, tahanlah diri dari melakukan hal yang merugikan orang lain, itu pun bernilai sedekah.
Ada dialog menarik antara Rasulullah ﷺ dengan sahabat Abu Dzar Al-Ghiffari ra.
Saat itu, Abu Dzar Al-Ghiffari ra. bertanya kepada beliau. “Wahai Rasulullah, apa yang menyelamatkan seorang hamba dari neraka?” Beliau menjawab, “Beriman kepada Allah.”
Abu Dzar bertanya kembali, “Wahai Nabiyullah, sesungguhnya iman itu disertai dengan amal perbuatan?” Beliau menjawab, “Berikan sebagian rezeki yang dikaruniakan oleh Allah.”
“Bagaimana jika dia fakir dan tidak memiliki sesuatu untuk diberikan?” Beliau menjawab, “Hendaklah dia mengajak pada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran.”
“Bagaimana jika dia itu tidak terampil dalam menyerukan kebaikan dan dalam mencegah kemunkaran?” Beliau menjawab, “Lakukan itu pada orang bodoh.”
“Bagaimana jika dia bodoh dan tidak mampu melakukan apapun?” Beliau menjawab, “Bantulah orang yang terzalimi.”
“Bagaimana jika dia lemah dan tidak mampu membantu orang yang terzalimi?” Beliau menjawab, “Apakah kamu ingin membiarkan temanmu tidak melakukan kebaikan? Jangan mengganggu orang lain.”
“Wahai Rasulullah, jika dia melakukan hal itu, apakah dia akan masuk surga?” Beliau menjawab, “Tidaklah seorang Muslim melakukan pekerti itu, kecuali aku raih tangannya sehingga kumasukkan dia ke dalam surga.” (HR Ath-Thabrani, Silsilah Ash-Shahihah, No. 2669)
Disarikan dari 333 Mutiara Kebaikan: Cara Mudah Meraih Pahala, karya Syaikh Abu Hamzah Abdul Lathif.
Semoga informasi ini bermanfaat ya
Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran?
HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144
Informasi Program Kunjungi Situs Resmi Kami :
www.dompetamal.com
www.blog.dompetamal.com
www.news.dompetamal.com
www.tasdiqulquran.or.id