Malaikat adalah makhluk cahaya. Allah Azza wa Jalla menciptakan mereka untuk taat kepada-Nya dan senantiasa cenderung pada kebaikan. Maka, tidaklah seorang anak Adam melakukan amal kebaikan karena Allah, kecuali ada malaikat yang menyertainya. Semakin taat seseorang, semakin banyak pula malaikat yang menyertainya.
Rasulullah ﷺ pernah berkisah tentang seorang lelaki yang ingin mengunjungi saudaranya di sebuah desa. Di dalam perjalanannya Allah Ta’ala mengutus malaikat untuk mengawasi.
Di tengah perjalanan, malaikat itu bertanya, “Ke manakah engkau akan pergi?” Lelaki itu menjawab, “Aku ingin mengunjungi saudaraku di desa ini.”
“Apakah engkau punya kepentingan yang menguntungkan dengannya?”
Lelaki ini menjawab, “Tidak, hanya saja aku mencintainya karena Allah.”
Kemudian malaikat itu berkata, “Sesungguhnya aku ini adalah utusan-Nya yang diutus untuk memberitahukan kepadamu bahwa Allah akan senantiasa mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena Allah.” (HR Muslim)
Ada pula sekumpulan malaikat yang berkeliling ke segenap pelosok untuk mencari orang-orang yang berzikir kepada Allah. Mereka sangat senang mendengarkan tahmid, tahlil, tasbih, takbir, istighfar, atau lantunan doa-doa. Mereka lalu mengabarkannya kepada Allah Ta’ala.
Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ keluar dari rumah untuk menemui para sahabat. Beliau ﷺ kemudian bersabda:
“Wahai manusia, sesungguhnya Allah memiliki pasukan (malaikat) yang khusus diperintahkan untuk mengagungkan-Nya dan berdiri di majelis-majelis di bumi. Maka, singgahlah kalian di taman-taman surga.”
Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, di manakah taman-taman surga itu?”
“Majelis-majelis zikir. Habiskanlah waktu pagi dan sore dengan berzikir kepada Allah. Ingatlah nama-Nya dalam hati kalian. Siapa ingin tahu kedudukannya di sisi Allah, hendaklah dia melihat bagaimana kedudukan Allah bagi dirinya. Sungguh, Allah akan menempatkan seorang hamba di sisi-Nya sebagaimana dia menempatkan Allah dalam hatinya.” (HR Al-Hakim, Ibnu Hibban, At-Targhib)
Dalam kisah lain disebutkan tentang sahabat Usaid bin Hudhair ra. Saat tengah membaca Al-Quran pada satu malam, tiba-tiba kuda yang dia tambatkan meringkik keras dan berputar-putar. Usaid pun segera menghentikan tilawahnya. Namun aneh, ketika dia berhenti membaca Al-Quran, kuda itu berhenti meringkik.
Setelah tenang, Usaid kembali meneruskan tilawahnya. Namun, tidak lama kemudian kuda itu kembali meringkik dengan keras. Karena kaget, sahabat ini pun menghentikan kembali bacaan Al-Qurannya sehingga berhenti pula ringkikan sang kuda.
Ketika mendongakkan wajahnya ke langit, dia melihat pemandangan bagai payung raksasa yang sangat menakjubkan. Awan itu tampak indah berkilau bagaikan lampu kristal memenuhi ufuk langit. Tidak lama kemudian, lampu gemerlap yang tergantung di langit itu lenyap dari pandangannya.
Keesokan harinya, dia segera menemui Rasulullah ﷺ untuk mengabarkan hal tersebut. Apa komentar beliau?
“Itu adalah malaikat yang ingin mendengarkan engkau membaca Al-Quran. Seandainya engkau teruskan membaca, niscaya orang-orang pun akan bisa melihatnya. Pemandangan itu tidak akan tertutup dari mereka.” (HR Muslim)
Disarikan dari Khutbah Ar-Rasûl, karya Nawaf Al-Jarrah, dan lainnya.
Semoga informasi ini bermanfaat ya
Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran?
HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144
Informasi Program Kunjungi Situs Resmi Kami :
www.dompetamal.com
www.blog.dompetamal.com
www.news.dompetamal.com
www.tasdiqulquran.or.id