Jangan sepelekan infaqnya kaum dhuafa, kurbannya orang miskin papa, atau wakafnya orang tak punya walau tampak kecil lagi sangat sederhana. Sesungguhnya, apa yang mereka keluarkan termasuk sebaik-baik sedekah di hadapan Allah Azza wa Jalla.
Mengapa demikian? Sesungguhnya, nilai suatu amal bertingkat-tingkat di sisi Allah Ta’ala sesuai tingkatan hati pelakunya. Tingkatan di sini bukan berdasarkan banyaknya amal atau bentuknya, melainkan berdasarkan motivasi, ketulusan, kesungguhan, kerasnya usaha, dan sikapnya dalam mengutamakan Allah Ta’ala di atas kepentingan dirinya.
Maka, Al-Hasan rahimahullâh meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Utsman bin ‘Affan ra. “Wahai orang kaya, kalian telah memborong kebaikan, kalian bersedekah, memerdekakan budak, melaksanakan haji, dan berinfaq!”
Mendengar itu, Utsman ra. pun berkata, “Kalian iri kepada kami, padahal kami iri kepada kalian. Demi Allah, satu dirham yang disedekahkan oleh seseorang dalam keadaan susah payah, itu lebih baik daripada sepuluh ribu dirham yang diambil dari harta yang melimpah.”
🍊 … Apa yang dikatakan Utsman bin ‘Affan ra. sesuai dengan apa yang disabdakan oleh Rasulullah ﷺ saat Abu Hurairah ra. bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?”
Beliau ﷺ menjawab:
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ جُهْدُ الْمُقِلِّ وَ ابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ
“Sedekah yang dikeluarkan dengan susah payah oleh yang tak berpunya (orang lemah, fakir miskin). Dan mulailah (bersedekah) kepada orang yang menjadi tanggunganmu” … (HR Abu Dawud dan Al-Hakim)
Dalam Al-Musnad Imam Ahmad dan Shahih Ibnu Hibban disebutkan pula hadits riwayat Abu Dzar Al-Ghiffari ra. “Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ,” ujar Abu Dzar. “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama?”
Beliau ﷺ lalu menjawab, “(Sedekah) yang dikeluarkan dengan susah payah oleh orang yang melarat (karena mengharap ridha Allah Ta’ala).”
✔️… Disarikan dari buku ‘Uddatush Shâbirîn: Bekal untuk Orang-Orang Sabar, karya Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah.