Sedekah itu bisa mendatangkan dua hal. Apabila ditunaikan sesuai ketentuannya, dia akan mendatangkan aneka kebaikan. Namun, apabila dia ditinggalkan tanpa alasan yang dibenarkan, apalagi untuk sedekah yang sifatnya wajib, dia akan mengundang aneka keburukan.
Maka, di antara tanda kerugian dan awal kebinasaan seorang manusia adalah saat dia tidak mau membantu orang yang tengah kesusahan, padahal dia mampu melakukannya. Rezekinya lapang, akan tetapi hatinya sempit. Pendapatan meningkat, akan tetapi sedekahnya menurun.
Al-Quran mengingatkan, “Dan belanjakanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.” (QS Al-Baqarah, 2:195). Menurut Dr. Abdul Aziz Tharifi, para mufasir bersepakat bahwa di antara makna ayat ini adalah, “Jika meninggalkan sedekah, kalian akan binasa.”
Rasulullah ﷺ menyebutnya sebagai orang miskin walau hartanya melimpah ruah. Terkait hal ini, Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandhalawi menukilkan sebuah kisah.
Di tengah majelis para sahabat, Rasulullah ﷺ melontarkan tiga pertanyaan. “Tahukah kalian, siapa orang yang paling perkasa?”
Sahabat menjawab, “Orang yang mengalahkan musuh dalam pertempuran.”
Nabi ﷺ meluruskan, “Bukan! Orang perkasa adalah dia yang dapat menahan dirinya ketika marah.”
Beliau ﷺ bertanya kembali, “Tahukah kalian, siapa perempuan yang mandul?”
Sahabat menjawab, “Perempuan yang tidak dapat melahirkan anak.”
Nabi ﷺ kembali meluruskan, “Bukan! Perempuan mandul adalah perempuan yang belum mengirimkan seorang pun dari anaknya ke akhirat (dengan mendidik dan memberinya teladan kebaikan) sebelum dia sendiri pergi ke akhirat.”
Kemudian, Nabi ﷺ bertanya, “Tahukah kalian siapa yang dinamakan orang miskin?”
Sahabat menjawab, “Orang yang tidak memiliki harta.”
Nabi ﷺ pun memberi penjelasan, “Bukan! Orang yang paling miskin adalah mereka yang memiliki banyak harta, akan tetapi dia tidak mengirimkan apa-apa dari hartanya ke akhirat (dengan menunaikan zakat, infak, atau sedekah) sebelum dia sendiri pergi ke akhirat.”
Sesungguhnya, pada hari itu manusia akan berdiri dengan tangan kosong, padahal dia sangat membutuhkannya.
Adapun kabar baiknya, saat kita membelanjakan amanah harta di jalan-Nya, termasuk untuk membantu orang yang kesusahan, memberi makan orang yang kelaparan, membantu fakir miskin, atau memuliakan anak yatim dan para pencari ilmu, Allah Ta’ala akan tambahan rezeki, kemuliaan, dan aneka keberuntungan.
Hal ini sebagaimana Rasulullah ﷺ sabdakan, “Sesungguhnya kalian akan dimenangkan dan diberikan rezeki karena sebab orang-orang lemah di antara kalian.” (HR Al-Bukhari)
Dalam sebuah hadits disebutkan pula bahwa: saat tengah beristirahat di bawah bayangan Al-Hatim (Ka’bah), Nabi ﷺ didatangi seseorang. Orang ini kemudian mengadukan nasib buruk yang menimpa temannya. “Wahai Rasulullah, harta si Fulan yang diletakkan di pinggir laut, kini telah binasa karena terbawa ombak lautan.”
Nabi ﷺ menenangkan orang ini dengan sabdanya, “Tidak ada harta yang Allah binasakan, baik di darat maupun di lautan, kecuali karena tidak ditunaikan zakatnya (apabila hartanya itu telah mencapai nishab).
Maka, jagalah hartamu dengan menunaikan zakatnya, obati sakitmu dengan bersedekah, dan jauhkan musibah yang akan menimpamu dengan doa. Sesungguhnya, doa akan menghapus musibah yang sudah turun dan menghalangi musibah yang akan turun.”
Disarikan dari Fadhilah Sedekah karya Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandhalawi dan lainnya.
Semoga informasi ini bermanfaat ya
Ingin berlangganan Tausiyah Harian dari Team Tasdiqul Quran?
HUBUNGI CHAT WA : 0812.2367.9144
Informasi Program Kunjungi Situs Resmi Kami :
www.dompetamal.com
www.blog.dompetamal.com
www.news.dompetamal.com
www.tasdiqulquran.or.id